"anjuran khuruj 3hari/bulan, 40hari/tahun, 4bulan seumur hidup, diambil dari peringatan Rasulullah SAW kepada para sahabat. Termuat dalam kitab Sunan at tirmidzi Bab Fitan nomor 2193.
artinya: Sesungguhnya kalian berada pada zaman, apabila kalian tinggalkan dakwah 10% kalian akan binasa, kemudian akan datang satu zaman apabila kalian amalkan dawah 10% maka kalian akan berjaya."
DALIL 3H
Rasulullah SAW Mengutus Khalid bin Walid Ke Najran Dinukilkan
oleh lbnu Ishaqbahwa Rasulullah saw.
mengutus Khalid bin Walid ra.kepada Bani Harits bin Ka’b
diNajran (pada bulan RabiulAkhir atau Jumadil Ula 10 H.)dan memerintahkannya
supaya menyeru mereka kepada agama Islam SELAMA TIGA HARI, sebelum
memerangi mereka. Jika mereka menerima seruan itu, maka terimalah mereka. Jika
tidak, perangilah mereka. Maka Khalid pergi hingga ke Najran. Khalid ra. mengutus
pasukan berkuda untuk pergi ke setiap tempat dan menyampaikan dakwah Islam. Adapun
seruan mereka adalah: “Wahai sekalian manusia, masuklah kalian ke dalam Islam,
niscaya kalian akan selamat. ”Maka mereka pun memeluk agama Islam. Khalid ra.
tinggal untuk sementara waktu bersama mereka, mengajari mereka mengenai Islam
dan kitab Allah serta sunnah Nabi-Nya sebagaimana yang diperintahkan oleh
Rasulullah SAW, jika mereka mau menerima Islam dan tidak memerangi. Riwayat ini
tertulis dalam kitab Hayatus Shahabah (1/128).
DALIL 3H
Surat Umar ra. Kepada Sa’ad
Supaya Mendakwahkan Manusia Kepada Agama Islam Selama TIGA HARI Diriwayatkan oleh Abu Ubaidah dan Yazid
bin Abu Habib katanya :
Umar bin al Khaththab menulis sepucuk surat kepada Sa’ad bin
Abu Waqas ra. yang isinya,
“Sesungguhnya aku menulis surat kepadamu agar mendakwahi
manusia kepada agama Islam SELAMA TIGA
HARI, maka barangsiapa yang menerima seruan dakwah ini dan memeluk Islam
sebelum terjadinya perang, maka ia adalah laki-laki dan kalangan orang Islam.
Ia mempunyai hak dan kewajiban
Sebagaimana orang-orang Islam lainnya. Ia mempunyai hak untuk memperoleh
bagian dalam harta rampasan (ghanimah). Barangsiapa yang menerima seruanmu
setelah selesainya perang atau setelah kekalahan mereka, maka hartanya adalah
fa’i bagi orang-orang Islam, karena sesungguhnya mereka telah mempertahankannya
sebelum ke-Islamannya. Maka ini adalah perintah dan surat kepadamu.” (al Kanz)
3 HARI
Dakwah Huzaifah bin Mihsandan al Mughirah bin Syu’bah Kepada
Rustam Pada Hari Kedua dan Hari Ketiga Kemudian pada Hari yang kedua, Rustam
meminta agar dikirimkan kepadanya seorang lelaki lain. Sa’ad kemudian mengutus
Huzaifah bin Mihsan.Huzaifah lalu berbicara kepada Rustam sebagaimana Rib’I berbicra.
Kemudian pada HARI YANG KETIGA al Mughirah bin Syu’bah diutus kepada Rustam,dan
ia berbicara kepada Rustam dengan pembicaranyang panjang dan baik sekali. Rustam
berkata,“Sesungguhnya, dengan cara bagaimana kamu masuk ke negeri kami. Apakah
seperti lalat yang menjumpai madu.”Al Mughirah menjawab,“Barangsiapa yang
dapatmenyampaikanku ke tempat itu (madu), Ia akan memperoleh dua dirham. Apabila ia jatuh ke
dalamnya, lalu ia meminta agardi keluarkan darinya, tetapi tidak memperoleh pertolongan.
Maka ia berkata, ‘Barangsiapa yang membebaskanku, akan akuberi upah empat
dirham. ’Perumpamaan kamu itu seperti serigala yang lemah yang memasuki sebuah lading
anggur. Pemilik ladang itu merasa kasihan melihatnya,
lalu membiarkan begitu saja. Ketika serigala itu
menjadi gemuk, lalu binatang itu membuat kerusakan di dalam ladang itu. Pemilik
ladang itu datang dengan membawa sebatang kayu, lalu menyuruh seorang pembantunya
untuk mengusirnya keluar. Serigala itu berusaha keluar dan lading itu, tetapi
tidak mampu karena kegemukan. Oleh karena itu,pemilik ladang itu
memukulnya hingga mati. Seperti itulahkamu akan keluar dan negeri kami.”Maka
Rustam pun sangat marah dan bersumpah demi matahari akan membunuh orang-orang
Islam keesokan harinya. Al Mughirah berkata, “Engkau akan mengetahuinya
besok.”Rustam berkata, “Aku akan memerintahkan orang-orangku agar memberimu
pakaian, dan kepada amirmu akan aku berikan uang seribu dinar,pakaian dan
kendaraan. Dengan begitu, kalian harus meninggalkan kami. ”Al Mughirah berkata, “Akankah
itu terjadi setelah kami memusnahkan kerajaanmu dan melemahkan kekuatanmu? Kami
hanya mempunyai waktu yang sedikit saja dan akan mengambil bayaran jizyah darimu,
dan kamu akan berada di bawah taklukan kami dan menjadi hamba kami, akibat
dan kekerasan hatimu. ”Betapa geramnya Rustam mendengar perkataan itu.
Sebagaimana yang diceritakan dalam kitab al Bidaayah.
Juga telah diriwayatkan oleh at-Tabari dan Ibnu ar Rufail danayahnya dan Abu
Usman anNahdi dan yang lainnya.
3 HARI
Rasulullah SAW. Mengutus Abdurrahman bin Auf ke Dumah al Jandal Untuk Berdakwah
d iriwayatkan oleh Daraquthni dan Ibnu Umar ra, katanya:
Rasulullah saw.
3 HARI
Rasulullah SAW. Mengutus Abdurrahman bin Auf ke Dumah al Jandal Untuk Berdakwah
memanggil Abdur Rahman bin Auf dan bersabda kepadanya,
“Bersiap-siaplah
karena aku akan mengutusmu bersama satu sariyah.”
Kemudian
Ibnu Umar menceritakan hadits tersebut selengkapnya, di
dalamnya
dinyatakan: Kemudian Abdur Rahman pun keluar sampai menyusul
sahabat-sahabatnya dan berjalan bersama mereka hingga tiba
di Dumah al
Jandal sebuah negeri yang terletak di antara Syam dan
Madinah, dekat
dengan gunung Tha’i. Ketika beliau memasuki negeri itu,
SELAMA TIGA HARI
beliau menyeru mereka kepada Islam. Pada hari yang ketiga,
seorang
bernama Asbagh bin Amr al Kalbi masuk agama Islam. Sebelum
memeluk islam
ia adalah seorang Nasrani dan ketua bagi kaumnya. Abdur
Rahman Auf ra.
menulis surat kepada Rasulullah SAW. yang dibawa oleh
seorang laki-laki
dan Juhainah bernama Rafi’ bin Makits dan memberi tahu
beliau hal
tersebut. Maka Nabi SAW. pun membalas suratnya dan memberi
tahu Abdur
Rahman bin Auf ra. supaya menikahi anak gadis al Asbagh.
Lalu Abdur
Rahman menikahi putrinya yang bernama Tumadhir, dan sesudah
itu Tumadhir
melahirkan seorang anak lelaki untuk Abdur Rahman bin Auf
ra. Yang
bernama Abu Salamah bin Abdur Rahman. Riwayat ini tertulis
dalam kitab
al Ishaabah (1/108).
Pada masa jahiliah, jika musim haji tiba, setiap orang bebas untuk berbicara. Setiap tahun, pada musim haji, selain kaum kafir Mekah, orang-orang dari berbagai kota dan daerah pun berdatangan ke Mekah untuk berkumpul di tempat yang disebut Mina. Nabi Muhammad SAW tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Setiap tahun pada musim haji, Nabi Muhammad SAW selalu bersilaturrahmi kepada suku-suku yang melakukan haji di Mina dan mengadakan diskusi dengan mereka tentang agama Islam. Pada masa-masa itu, banyak suku-suku masyarakat Madinah yang mengitari Nabi Muhammad SAW di Mina untuk mendengarkan ajaran beliau. Jika telah pulang kembali ke Madinah, orang-orang dari suku-suku tersebut terus menyampaikan kepada anggota suku-suku mereka yang lain tentang apa yang telah mereka dengar dari Nabi Muhammad SAW. Dengan cara ini, akhirnya seantero penjuru Madinah mendengar tentang ajaran Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.
Ketika Mush’ab tiba di Madinah, dia tinggal bersama As’ad bin Zurarah, salah seorang dari dua belas jamaah haji yang baru memeluk Islam di hadapan Rasulullah SAW. Suatu hari Mush’ab dan As’ad bin Zurarah pergi menemui Sa’d bin Muadz untuk berdakwah agar ia memeluk Islam. Sa’d bin Mu’adz adalah pemimpin suku Aus. Para muallaf lainnya juga ikut mendampingi Mush’ab dan As’ad bin Zurarah ke rumah Sa’d bin Mu’adz. Setibanya di rumah Sa’d bin Mu’adz, Mush’ab dan para muallaf yang menyertainya duduk bersama tuan rumah, Sa’d bin Mu’adz. Mush’ab dan Sa’d bin Mu’adz dikelilingi oleh para Muallaf itu. Ketika semua yang hadir di situ sudah duduk, Mush’ab mulai membacakan Al-Quran untuk kaum suku Aus dengan cara yang sangat santun.
Pada masa jahiliah, jika musim haji tiba, setiap orang bebas untuk berbicara. Setiap tahun, pada musim haji, selain kaum kafir Mekah, orang-orang dari berbagai kota dan daerah pun berdatangan ke Mekah untuk berkumpul di tempat yang disebut Mina. Nabi Muhammad SAW tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Setiap tahun pada musim haji, Nabi Muhammad SAW selalu bersilaturrahmi kepada suku-suku yang melakukan haji di Mina dan mengadakan diskusi dengan mereka tentang agama Islam. Pada masa-masa itu, banyak suku-suku masyarakat Madinah yang mengitari Nabi Muhammad SAW di Mina untuk mendengarkan ajaran beliau. Jika telah pulang kembali ke Madinah, orang-orang dari suku-suku tersebut terus menyampaikan kepada anggota suku-suku mereka yang lain tentang apa yang telah mereka dengar dari Nabi Muhammad SAW. Dengan cara ini, akhirnya seantero penjuru Madinah mendengar tentang ajaran Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.
Ketika Mush’ab tiba di Madinah, dia tinggal bersama As’ad bin Zurarah, salah seorang dari dua belas jamaah haji yang baru memeluk Islam di hadapan Rasulullah SAW. Suatu hari Mush’ab dan As’ad bin Zurarah pergi menemui Sa’d bin Muadz untuk berdakwah agar ia memeluk Islam. Sa’d bin Mu’adz adalah pemimpin suku Aus. Para muallaf lainnya juga ikut mendampingi Mush’ab dan As’ad bin Zurarah ke rumah Sa’d bin Mu’adz. Setibanya di rumah Sa’d bin Mu’adz, Mush’ab dan para muallaf yang menyertainya duduk bersama tuan rumah, Sa’d bin Mu’adz. Mush’ab dan Sa’d bin Mu’adz dikelilingi oleh para Muallaf itu. Ketika semua yang hadir di situ sudah duduk, Mush’ab mulai membacakan Al-Quran untuk kaum suku Aus dengan cara yang sangat santun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar